Memilih Teman Hidup (3) : Kriteria Suami yang Baik

Sebelumnya, tulisan ini kudedikasikan untuk semua manusia biasa yang punya salah, sebagaimana tulisan ini juga punya salah. Jadi pastikan kita tidak percaya sebelum ikhlas belajar dan meverifikasi kebenarannya.

Jiwa Pemimpin dan Pendukung

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS an-Nisaa’: 34).

Singkatnya, menurutku pemimpin adalah mereka yang dapat memberi contoh, bukan hanya memerintah, melayani bukan ingin jadi raja, melindungi bukan pengecut, mendukung bukan meminta apalagi menuntut, terlebih dengan cara yang buruk seperti marah, melotot, teriak-teriak hingga kontak fisik.

Yang membuat sedih adalah saat kamu terus menerus mengatakan dengan congkak bahwa “aku pemimpin”, terlebih memaksa orang untuk mengakui dan mengikuti. Bukan hanya kamu dan dia yang akan lelah jika kamu terus melakukannya, tapi juga orang lain yang melihatnya.

Jika sekedar mengingatkan kurasa tak mengapa, bahwa Allah memang memberikan jawaban laki-laki sebagi pemimpin. Namun fokusnya adalah melihat kedalam diri sendiri, coba perbaiki keping demi keping kekurangmu, karena menjadi pemimpin tidak semudah itu.

Gunakanan energimu sebaik mungkin untuk menjadi versi terbaik dari dirimu. Hindari menghabiskan energi untuk mencari seseorang yang mau mendukungmu, habiskan energimu untuk mendukung orang yang kamu sayangi untuk berubah juga menjadi versi terbaik dari dirinya.

Ingatlah, semakin tinggi melangkah semakin kencang angin yang menerjang, semakin besar pula resiko jika terjatuh, karenanya lebih berhati-hatilah menjaga hati untuk istiqomah menjadi pemimpin terbaik untuk dirimu dan orang-orang yang kamu cintai.

Menjaga Kehormatan

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat“. (Qs An Nur 24 : 30

Laki-laki yang pantas diperjuangkan adalah yang mampu bertahan dalam perjuangannya untuk menjaga kehormatan. Ia palingkan wajahnya dari sesuatu yang dapat membawanya kepada keburukan.

Bukan berarti ia tidak pernah jatuh, bukan berarti ia tidak punya dosa, bukan berarti jalan hidupnnya mudah dan dipenuhi senyum canda dan tawa. Ia hanya berjanji kepada dirinya bahwa ia tak akan pernah menyerah.

Jangankan kemolekan wanita dunia, bidadari yang dijanjikan saja tak akan dapat melunturkan usahanya untuk menggapai cinta Allah, Dzat yang memberikan ia segalanya.

Sayang Keluarga

”..Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah 2 : 83).

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Qs Luqman 31 : 14)

Sejujurnya agak tidak mudah bagiku menggambarkan perasaan dan tanggung jawab seorang Bapak atau Ibu, munking “We will never understand before we do it ourselves”, adalah kata yang tepat.

Aku yakin sebesar apapun usaha seorang anak untuk mengerti perasaan seorang Bapak atau Ibu akan selalu dibawah kenyataan yang terjadi sampai ia merasakannya sendiri saat dikaruniai dan merawat anaknya nanti.

Lelaki yang baik mengetahui hal itu dengan baik. Karenanya ia tidak pernah puas berkorban untuk keluarganya terutama kedua orang tuanya.

Pernah satu kali seseorang sahabat bernama Abi Burdah melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung,

إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ

Sesungguhnya diriku adalah tunggangan(anak yang berbakti) ibu yang sangat patuh.

Apabila tunggangan(anak) yang lain lari(durhaka), maka aku tidak akan lari(durhaka).

ثُمَّ قَالَ : ياَ ابْنَ عُمَرَ أَتَرَانِى جَزَيْتُهَا ؟ قَالَ : لاَ وَلاَ بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ، ثُمَّ طَافَ ابْنُ عُمَرَ فَأَتَى الْمَقَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ قَالَ : يَا بْنَ أَبِى مُوْسَى إِنَّ كُلَّ رَكْعَتَيْنِ تُكَفِّرَانِ مَا أَمَامَهُمَا

Orang itu lalu berkata, “Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, walaupun setarik nafas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” Beliau lalu thawaf dan shalat dua raka’at pada maqam Ibrahim lalu berkata, “Wahai Ibnu Abi Musa (Abu Burdah), sesungguhnya setiap dua raka’at (pada makam Ibrahim) akan menghapuskan berbagai dosa yang diperbuat sesudahnya.” (Dikeluarkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 11, shahih secara sanad)

Memang tidak ada orang tua yang sempurna, tapi juga tidak ada anak yang sempurna. Karena itu tetaplah bertahan dalam kebahagiaan usahamu untuk selalu membalas kebaikan mereka.

Baik Tutur Katanya

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.. (Qs An Nahl 16 : 125)

“..Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah 2 : 83).

Jujur, aku sendiri sangat menyukai orang-orang yang tutur katanya baik. dan ini termasuk tantangan yang tidak mudah untuk dilalui seseorang.

Rasulullah ﷺ pernah ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau ﷺ menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ﷺ ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Seringkali orang bermaksud baik namun menggunakan kata dan cara yang salah. Bayangkan jika kita di berikan sebuah hadiah dengan cara dilempar ke wajah?

Para manusia terbaik akan sangat memperhatikan tutur katanya. Seburuk apapun keadaannya, ia hanya mengeluarkan yang baik dan yang baik, Allah sendiri yang mendeskripsikan mereka sebagai manusia kelas 1,

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan(tutur kata yang baik). (Qs Al Furqan 25 : 63)

Percayalah, jika menggunakan tutur kata yang baik sempurna saja belum tentu akan mengubah keadaan menjadi lebih baik, apalagi menggunakan tutur kata yang buruk.

Setidaknya dengan menjadi orang baik, kita akan menjadi orang paling bahagia dengan air mata haru, karena berhasil menang melawan syaithan dan keburukan di dalam diri.

Cinta Aktivitas yang Bermanfaat

“..dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (Qs Al Furqan 25 : 72)

Ia bukan orang yang sok sibuk atau sombong dengan mengekslusifkan diri. Mereka adalah pribadi yang selalu merasa masih bodoh, haus ilmu, sehingga butuh banyak belajar dan melakukan banyak hal bermanfaat. Memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan.

Ia tidak ingin keluarganya menjadi bahan bakar api neraka,

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs At Tahrim 66 : 6)

Pada hari itu semua orang di tanyakan amal perbuatannya, mereka akan melakukannya sendiri-sendiri bahkan saling menuntut hak mereka yang tertunda semasa di dunia.

Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)

Lelaki ini sangat paham bahwa butuh begitu banyak usaha, keikhlasan, kesabaran dan keringat untuk mengumpulkan kembali keluarganya secara utuh di surga kelak.

“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu”. (Qs Ar Rad 13 : 23)

Takwa adalah satu-satunya jalan untuk mempersatukan mereka.

Kesimpulan

Jika diperkenankan aku menyimpulkan, mereka adalah pribadi-pribadi yang berusaha sekuat tenaga untuk Cinta kepada Allah dan mendapatkan Cinta Allah. Karena itu singkatnya mereka adalah lelaki yang tidak pernah menyerah mengikuti jejak hidup Rasulullah ﷻ.

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs Ali Imran 3 : 31)

Pilihlah lelaki yang menjaga kehormatannnya

Pilihlah lelaki yang dapat menjaga keluarganya, dirimu & keluargamu

Pililah lelaki yang baik tutur katanya

Pilihlah lelaki shalih yang menyejukkan hatimu

Pilihlah lelaki yang mencintai dan dicintai Allah

Pilihlah lelaki yang tidak pernah menyerah berusaha memperbaiki diri

Sumber Lain

“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.” (Al-Bukhari : 6474)

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Al-Bukhari : 6018; Muslim : 47)

“Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Siapakah orang muslim yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.’” (Muslim : 65)

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
”Seseorang mati karena tersandung lidahnya
Dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya
Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya
Sedang tersandung kakinya akan sembuh perlahan.”

Share to ur friends~

Related Posts