“..Wahai Fatimah putri Muhammad (ﷺ), mintalah dari hartaku apa yang engkau kehendaki, sungguh aku tidak dapat membela kamu sedikitpun dihadapan Allah” (HR Bukhari 2548 & HR Muslim 305)
Kalian tahu betapa Rasulullah ﷺ mencintai putrinya? Betapa Nuh ‘alaihissalaam menyayangi putranya? Kita tidak bisa membiarkan diri ini frustasi ketika melihat mereka, anak-anak kita mengambil keputusan yang buruk, mungkin sama seperti kita dulu.
Mungkin mereka akan sangat banyak mengalami masalah, jatuh kelubang yang sama, hingga kemudian pergi menjauh dari keluarganya bahkan Penciptanya. Bukan berarti seketika kita sebagai orang tua memiliki hak paksa, apalagi memberikan amarah untuk mengendalikan kita.
Kalian lilhat, banyak orang tua berurai air mata. Mereka bingung, hingga bahkan tak lagi mengenal anak mereka. Bertanya-tanya apakah benar ini anak yang mereka sayangi sedari kecil? Mereka meratap di malam hari, “Ya Allah, ampuni anakku.. apa yang harus ku lakukan?”
Anak adalah amanah. Sebaik apa kita sudah berusaha membesarkan mereka dengan pendidikan tertinggi, kasih sayang sepenuh hati dengan cara paling baik. Tanpa paksaan apalagi hingga keluar kata kutukan.
Nuh ‘alaihissalaam telah membesarkan putranya dengan sekuat tenaga. Dia telah menunaikan tugasnya sebagai ayah. Dia telah melakukan semua yang ia bisa dengan sebaik-baik usaha. Sisanya adalah antara putranya dengan Allah ﷻ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An Nahl 16 :125)


