Sebenarnya ini bab akhir, tapi aku tak tahan lagi. Jadi izinkan aku menulisnya.
Katanya waktu berjalan lebih lambat saat hati merasa sedih? hmm mungkin.
Hari ini tidak sedikit orang memandang orang lain bukan hanya dengan sebelah mata, atau bahkan mungkin tak ingin menggunakan matanya untuk memandang mereka. Padahal mereka telah menjalankan perannya dengan baik walau mungkin dengan cara yang kurang baik.
Bukankah maling singkong yang melakukan peran terbaik adalah yang terlihat paling tidak baik? Sebenarnya, objeknya yang kurang baik atau mungkin kita hanya melihatnya dengan sudut yang tidak baik. Lihatlah mereka, apakah mereka benar-benar pantas menjadi bahan pelampiasan emosi kalian? Atau mereka butuh sesuatu yang lain, sesuatu yang dapat membuat dunia ini menjadi lebih baik???
Kalian lihat disekitar? Tukang ojek, tukang cilok, tukang tahu bulat, sopir angkot, hingga tukang sapu jalanan. Ada juga yang karena keterbatasan tidak sanggup menjadi tukang, hingga akhirnya mereka duduk di pinggir jalan. Berharap orang lain menolongnya? Tidak, mereka sedang menjalankan hidup. Walau mungkin dengan cara yang berbeda.
Jika parameter keberhasilan adalah kedudukan, maka firaun yang mengaku Tuhan seketika mendapat peringkat tertinggi. Kalaulah parameter kebahagiaan adalah harta, qarun yang namanya tercantum dalam Al Kitab karena harta, yang terdengar jauh ke masa depan hingga menjadi legenda harta qarun, maka ia mungkin akan hidup tanpa duka cita. Pada kenyataannya mereka semua tenggelam dan binasa.
Aku yakin setiap manusia di dunia ini memiliki perannya masing-masing. Kelembutan hidup akan sangat terasa sangat nyaman dan menenangkan saat kita dapat menjalani peran kita masing-masing dengan tulus, ikhlas dan memahami bahwa inilah yang terbaik.
Indahnya lagi, Allah yang Maha Pengasih tidak mengklasifikasikan peran manusia dengan baik dan buruk. Kalian dapat buktikan sendiri di semua kitab yang Allah Maha Pengasih turunkan, tidak ada satu manusia pun diciptakan untuk mendapat tugas dalam keburukan.
Ia ciptakan kita dengan beragam suku, bahasa, karakter, warna kulit, jenis rambut, hingga sidik jari. Mengapa ada si kaya dan si cukup? Mengapa ada pengusaha dan pekerja? Seperti laki-laki dan perempuan, mereka berpasangan dan saling melengkapi.
Lihat lah dengan hati, bahwa ini menunjukan kita harus saling mengerti, kita butuh untuk saling berbagi. Namun bagaimana caranya berbagi jika semua kaya raya? Bagaimana caranya berkasih sayang jika semua orang bisa melakukan segalanya sendiri?
Walaupun ada orang-orang yang merasa bahwa mereka dapat melakukan segalanya sendiri. Ada pula mereka yang merasa bahwa dirinya tidak ada gunanya sama sekali. Jika saja mereka dapat bersatu… Kemudian saling melengkapi.
Di dunia ini apa yang terlihat mata tidak harus bahkan biasanya tidak seperti kenyataan yang ada di belakangnya. Kita mesti menggunakan lebih dari sekedar mata untuk merasakan keharmonian hidup.
Hatimu salah satunya.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. ( Qs Ar Rum 30 : 21)
_____________________________________
Katamu..
Aku lelah, lampiaskan saja apa adanya
Tak peduli orang lain bagaimana jadinya
Sakit, kesal, marah itu urusan mereka
Katamu..
Aku bisa, hidup sendiri dan bahagia
Tak pernah mengerti dan tak ada gunanya
Mereka hanya figuran saja
Katamu..
Semua bisa ku tangani
Semua bisa ku hadapi
Enyah kau! jangan sok mendakwahi
aku bisa sendiri
Kataku..
Sesedih apapun aku kepadamu
Tetap saja aku tak bisa membiarkan mu sendiri
Seseorang itu butuh orang lain


