Sejak fajar kehidupan manusia menyingsing di planet ini, mereka terus berusaha memahami alam tempat berlangsungnya kehidupan. Dalam rangka mencari kebenaran, selama berabad-abad lamanya dan melewati beragam peradaban.
Penemuan-penemuan baru, dalam bentuk teknologi ataupun yang terjadi di alam semesta, perkembangan ilmu pengetahuan terus di lakukan, dalam skema penciptaan dan tujuan kehidupan.
Akan ada masanya dalam sejarah, ketika keajaiban atau apapun yang di anggap suatu keajaiban di dahulukan atas akal dan logika manusia. Namun bagaimana kita mendefinisikan keajaiban? Keajaiban adalah sesuatu yang berlangsung di luar batas normal kehidupan dan tidak dapat dijelaskan. Akan tetapi kita harus berhati-hati sebelum menetapkan sesuatu itu sebagai suatu keajaiban.
Dapat dipastikan bahwa tidak ada manusia zaman sekarang yang mampu berpikir rasional akan serta merta menerima keajaiban. Jika mukjizat palsu itu adalah bukti ke-Ilahi-an, makan kita harus menerima para pesulap dan penyihir yang terkenal dengan kecerdikan, trik dan ilusi layaknya tuhan dalam wujud manusia. Sedangkan mereka tidak membolehkan seseorang memeriksa kebenaran kitab atau kejaiban mereka, bahkan berusaha mendebat.
Sebuah kitab yang diklaim sebagai wahyu Ilahi pada dasarnya juga diklaim memiliki keajaiban. Dan keajaiban itu seharusnya dapat di periksa dan dibuktikan kebenarannya. Al Quran adalah wahyu terakhir dan mukjizat Allah sebagai bukti cinta dan kasih sayangNya sebagai pedoman hidup umat muslim. Sebuah kitab yang umat muslim percaya sebagai wahyu Ilahi, dan kejaibannya terbukti seiring perkembangan zaman.


