Sensor Kebaikan

Sudah setengah jam lebih aku menunggu, sabar mulai muncul untuk menenangkan rasa bosan menunggu temanku yang memberi janji. Akhirnya ku putuskan berpindah ke masjid dari warung kopi. Niatnya menunaikan 2 rakaat dhuha di hari itu yang belum ku lunasi. Tak disangka, ternyata ada kajian berjalan yang sedang menanti.

Ku dengar para sahabat nabi selalu menghitung-hitung dosanya. Mereka khawatir melupakan dosa mereka sementara belum beristighfar kepada Allah atas kelalaian mereka. Ustadz bilang itu adalah muhasabah, kebiasaan para Nabi dan orang-orang shalih.

Seketika aku seperti melihat lautan dan gunung-gunung terbentang antara para sahabat generasi terbaik di zaman Nabi ﷺ dengan aku yang sekarang. Selama ini aku hanya menjalani sesuatu hanya sekedarnya saja, tak pernah terpikir apakah sesuatu ini telah Allah ridhoi atau tidak. Apakah niat baik yang telah kulakukan benar-benar sesuai yang Rasulullah ﷺ contohkan kepada ku atau malah aku mengarangnya sendiri.

Berbeda, sungguh berbeda dengan para sahabat terbaik di zamannya. Jika mereka merasa sedikit saja melakukan kesalahan, mereka menghitung dan mengingatnya, kemudian segera beristighfar sebanyak dan semampu yang mereka lakukan untuk mendapatkan ampunan Allah. Padahal belum tentu itu dosa.

Tidak hanya itu, mereka para sahabat juga melakukan hal-hal terpuji untuk menutupi kesalahan yang mereka takut menjadi dosa dan belum terampuni. Ada yang selalu menjaga wudhunya tak pernah henti, ada yang memberi makan orang miskin diam-diam kemudian pergi, ada yang menikahi janda tua untuk mereka nafkahi. Sudah cukup? belum! masih ada lagi. Aku hanya belum mengetahui. Tapi dengan iman sekelas mereka aku yakin, mereka akan terus menambah amalnya, lagi dan lagi.

Mereka seperti punya sensor otomatis tersendiri untuk menghindari segala dosa-dosa yang mungkin tercipta. Selalu dalam keadaan sadar untuk memindai segala perbuatan mereka, apakah sudah yang terbaik yang dapat dilakukan untuk meraih ridho Allah kemudian dihadiahkan surga. Hmmm.. Inginnya aku seperti mereka.

Semoga Allah melembutkan hati kita, memberi, membuat kita mengerti, dan membuat kita menjalani petunjuk dari Nya.

Share to ur friends~

Related Posts