Sempurna, aku memandang setiap manusia yang telah Allah ciptakan. Kemudian mereka terlahir dan kita menyebut mereka kekurangan.
Aku mencari titik dimana letak kesempurnaan yang Allah kabarkan. Karena jika aku melihatnya dengan kasat mata, memang ada yang kurang, baik dalam kondisi fisik ataupun mental. Tidak dapat berbicara, tidak dapat mendengar, tidak dapat melihat, keterbelakangan mental dan lain sebagainya.
Setelah kusadari, mereka memiliki kelebihan yang mungkin tak kita miliki. Hal terdekat yang dapat ku kabari adalah mereka sanggup menopang ujian yang sudah ada sejak lahir, hingga mungkin sampai nanti bertemu di hari akhir. Mereka tetap dapat menjalani hidup seperti kita, tidur, makan, bersedih, dan tertawa, walaupun mungkin dengan lebih banyak usaha.
Hei kawan, ada satu hal yang mungkin terkadang kita lupa, banyak di antara mereka ternyata lebih “manusia”. Terserah kita mau bilang apa, entah karena kekurangannya atau yang lainnya, tapi mereka berlaku lebih sopan dari kebanyakan orang biasanya, lebih lembut hatinya, lebih peduli sesama.
Aku mengajak kalian, jangan lagi menyebut mereka tidak sempurna, jangan lagi memanggil mereka orang cacat, jangan lagi menganggap mereka aib yang penuh kekurangan. Karena hanya beberapa orang saja yang mampu sampai ke babak final, mereka yang telah mengalahkan lawannya.
Nyatanya hanya orang-orang pilihan yang dapat mengatasi ujian kelas atas. Nyatanya mereka lah orang-orang yang dipilih Allah untuk menyelesaikan ujiannya. Bermain dengan mereka adalah bukti ‘Manusianya” kita, bersama mereka menambah rasa syukur dan kebahagiaan. Mereka ada di sekitar kita, temukanlah mereka, manusia kelas satu
