Memilih

Di sebuah desa dengan pemandangan bukit-bukit, didampingi indahnya sungai-sungai besar yang mengalir deras seperti nikmat yang Allah berikan kepada kita setiap detik, terlihat seorang lelaki tua dan anaknya yang masih berumur sekitar 7 tahun. Mereka bercanda di sebuah pos penjaga jembatan rel kereta api yang menyebrangi sungai besar.

Teman hidupnya, kekasih hatinya, separuh hidupnya meninggalkannya, karenanya seorang lelaki tua penjaga jembatan rel kereta api itu selalu bersama anaknya ketika bekerja.

Pagi itu atas izin Allah matahari memberikan energi kepada seluruh makhluk hidup dan bumi hingga terlihat begitu indah dan hangat. Tuut tuutt.. Suara beberapa kapal terdengar, tanda lelaki tua itu harus mengangkat jembatan rel tersebut agar kapal-kapal dapat melewatinya.

Setelah melakukan tugasnya mengangkat jembatan rel tersebut karena beberapa kapal pengangkut barang yang hendak lewat. Sambil menunggu kapal-kapal tersebut lewat ia kembali membantu anak domba yang kesakitan karena terjepit pintu kandang. Sementara anaknya bermain dengan belalang dan bunga-bunga disekitar rel kereta.

Setelah kapal-kapal tersebut lewat tiba-tiba “Pungg pungg..” terdengar suara kereta yang juga ingin lewat namun jembatan masih terangkat. Anak lelaki tua itu yang masih sangat penuh dengan kebaikan di dalam hidupnya berteriak memanggil ayahnya namun tidak terdengar.

Segera anak kecil tersebut masuk ke kolong rel untuk menarik tuas dibawahnya agar jembatan bisa turun. Kereta semakin dekat, “Pungg pungg..” lelaki tua itu tersadar bahwa ada kereta yang ingin lewat. Ia segera pergi ke pos dan sebelum ia ingin menarik tuas di pos ia melihat anaknya di kolong rel yang sedang berusaha membantu namun apalah daya ia hanya anak kecil yang tak mampu.

Lelaki tua itu berteriak sekuat tenaga memanggil-manggil anaknya berkali-kali untuk segera naik namun tetap tidak terdengar. Seketika lelaki tua itu terdiam dan menangis, bingung apa yang harus ia lakukan.

Kereta semakin dekat, ia harus segera menarik tuasnya. Jika tidak kereta itu beserta seluruh penumpang mengalami kecelakaan dan jatuh ke sungai. Namun jika ia menarik tuasnya anaknya akan terjepit dan mati.

Air matanya semakin deras, tangisannya semakin keras. Apa yang harus ia lakukan? Kenapa ia dihadapkan dengan pilihan seperti ini?

__________________________________________________________________
Setiap manusia akan terus dihadapkan dengan pilihan dan keadaan terberat adalah ketika seseorang dihadapkan dengan pilihan yang rumit dan menyakitkan. Karena ketika itu kamu harus mengorbankan perasaan seseorang, harus ada orang yang kecewa yang mungkin termasuk dirimu sendiri.

Ingatlah dunia ini akan terus berjalan apapun yang terjadi karenanya kamu harus tetap memilih. Ia akan terus menjauh pergi meninggalkan mu bahkan menabrakmu tanpa peduli keadaanmu karenanya kamu harus tetap memilih.

Dan pilihan terburuk adalah ketika kamu begitu pengecut dan hanya diam tanpa memilih. Karenanya kamu harus tetap memilih!

Terserah bagaimana kamu mengekspresikannya, Tangis? Marah? Teriak? apapun (selama tidak merugikan orang) tapi ingatlah kamu harus tetap memilih!
______________________________________________________________________

Dan…

Sambil menangis ia menarik tuas tersebut. Merelakan anak satu-satunya yang ia sayangi begitu dalam dari lubuk hatinya. Satu-satunya keluarga, teman hidupnya yang tersisa yang membuat hari-harinya begitu bersemangat. Satu-satunya yang tersisa yang ia miliki dari dunia yang ***** ini. Demi seluruh penumpang beserta keluarga mereka di kereta tersebut. DEMI ORANG LAIN. Namun juga demi (kata hati) dirinya sendiri.

“Pungg pungg…” terdengar suara kereta tersebut berhasil melewati jembatan. Masinis mengangkat tangannya sambil tersenyum tanda menyampaikan terima kasih kepada lelaki tua penjaga pos jembatan rel kereta api tersebut.

Sambil terus mengerang dan menangis deras seperti aliran sungai-sungai besar, ia melihat para penumpang dari jendela-jendela kereta. Sekilas terlihat seorang wanita yang sedang melihat pemandangan, ibu dan anak yang sedang tidur saling bersandar, para pebisnis yang sedang berbincang, dan semua penumpang dengan kesibukan mereka masing-masing.

Mereka, para penumpang tidak tahu bahwa kenikmatan yang mereka dapatkan hari itu, keselamatan, hidup yang mereka rasakan detik itu, masih mereka dapatkan karena pengorbanan anak kecil dan seorang lelaki tua yang membunuh (ikhlas) perasaannya sendiri (atas izin Allah).

Suaranya tangisan lelaki tua itu seperti awan gelap dengan banyak (suara) guntur di dalam pikirannya. Ia seperti menyayat-nyayat hatinya sendiri. Sekarang siapa lagi yang akan peduli kepadanya? Kepada siapa ia harus bercerita dan berbagi semua kisah hidupnya?

Tapi itu pilihan hidupnya. ia berhasil mengalahkan dirinya sendiri. Aku berharap anak-anak lain disekelilingnya dapat berbagi kisah dengannya. Memberikan ia pilihan-pilihan hidup lainnya yang akan membuatnya lebih kuat lagi dan teguh dalam kebijaksanaan.

Seperti disini, kita semua, aku dan kamu juga berbagi pilihan hidup. Semangat (:

Share to ur friends~

Related Posts